kemirisan melihat negeri besar pecinta sepak bola tanpa bintang

fenomena sepak bola di tanah air sungguh dahsyat, bahkan bisnis persepakbolaan di tanah air adalah salah satu bisnis masa depan yang menguntungkan.melihat banyaknya suporter yang fanatik terhadap sebuah klub,baik klub lua negeri ataupun dalam negeri, membuat klub dari luar pun berbondong bondong ke indonesia demi memuaskan fans mereka yang begitu bejibun. namun di tengah geliat sepak bola yang seperti bola salju itu, ada kemirisan sendiri.indonesia yang notabene negeri besar dengan penduduk 230 juta lebih dan jika 20% nya adalah lelaki muda maka hampir 50 juta pilihan orang yang bisa di rekrut jadi penggawa timnas atau klub nasional. namun tidak ada satupun bintang yang mampu berkilau mengharumkan bangsa kita. baru baru ini indonesia telah sampai final di seagame ke 27 myanmar. meski kita lihat corak permainan para pemain timnas kita gak lebih dari kelas kampung,namun kita perlu apresiasi untuk semangat mereka.namun di balik itu semua kita merasa di pecundangi dengan para pejabat dan pelatih negara karena tak mampu mencari ''bibit unggul'' padahal pilihan kita lebih banyak dari pada lain negara. malahan setidaknya kita harus malu kalau di asia tenggara yang notabene mereka negara kecil bisa memilih bibit unggul untuk menjaring minat sepak bola di negaranya. contoh peringkat kita di fifa yang jauh di bawah singapore yg berpenduduk 5 jt lebih,malaysia yang brpenduduk 30 jt-an atau thailand yang lebih matang di dunia sepak bola. padahal kita pasti bisa lebih handal jika melakukan pilihan yang tepat dengan talenta dan disiplin yang tinggi.mungkin unsur nepotisme di negara kita bukan hanya di ranah politik dan jabatan. nepotisme sudah mengakar bahkan sampai ke ranah persepak bolaan.bukan hanya syak prasangka,tapi itu adalah sudah menjadi rahasia umum.ada istilah ''nitip orang'' di klub-klub sepak bola kita.entah sampai kapan kita bisa lepas dari budaya pertemanan dan kekeluargaan.dan bisa memilih yang benar-benar punya keinginan dan talenta yang kuat.dan berharap para pelatih lebih fokus mengubah pola disiplin pemain.bukan hanya asal dapat gaji dan di percaya orang, ingat tanpa prestasi pasti sutu saat juga ada opsi tidak percaya. saya pernah berfikir,kenapa penjaringan pemain sepak bola nasional atau timnas bukan mengadopsi sistem indonesian idol.atau indonesia mencari bakat? saya kira pasti banyak sponsor yang sudi mengeluarkan dana buat itu semua.dengan beberapa kriteria,misalkan tinggi minimal 180cm lebih,mempunyai talenta dan skill yang baik,juga ada tenaga dan pernafasan yang baik.agar kita tidak minder saat melawan tim dari luar negeri.dan saya yakin yang seperti itu banyak di negara kita. dengan pilihan 50 juta pemuda siap pakai. bahkan kalau ingin lebih terjaring sampai akar bawah,akan lebih baik jika kita ambil antar kampung dan di adu untuk menjadi yang terbaik.karea kita tau banyak orang dari pelosok yang memiliki skill bagus tapi kesempatan yang terbatas. dan kesimpulannya,kita tetap berharap prestasi indonesia di kancah sepak bola,dan ranking di fifa akan lebih bagus. secara penduduk kita yang nomor 4 dunia dan nomor 1 penduduk terbanyak pecinta bola. secara cina lebih fokus ke budminton,india ke rugby dan kasti, ameria lebih maju di basket. jadi kita masih ada banyak kesempatan dan masih bisa bebenah untuk kedepan lebih baik.